Kalimat pasif merupakan salah satu bentuk kalimat dalam Bahasa Indonesia yang sering digunakan untuk mengungkapkan suatu perbuatan atau kejadian yang diterima oleh pelaku atau subjek kalimat. Dalam kalimat pasif, subjek menerima aksi dari objek, yang menyebabkan perubahan struktur kalimat. Pemahaman tentang kalimat pasif sangat penting dalam menulis dan berkomunikasi dengan baik dalam Bahasa Indonesia.
Pengertian Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima aksi atau kejadian yang dilakukan oleh objek. Dalam kalimat pasif, penekanan diberikan pada objek atau apa yang diterima oleh subjek. Struktur kalimat pasif terdiri dari kata kerja bantu “di” atau “ter” yang diikuti oleh kata kerja utama dalam bentuk kata kerja pasif. Kalimat pasif digunakan ketika pembicara ingin menekankan objek atau ketika subjek tidak diketahui atau tidak relevan untuk dibicarakan.
Contoh kalimat pasif:
1. Buku itu dibaca oleh saya.
2. Rumah kami akan dijual oleh ayah.
3. Proyek tersebut akan dikerjakan oleh tim kami.
4. Surat itu telah dikirim oleh kurir.
5. Tugas ini harus selesai sebelum besok.
Manfaat Penggunaan Kalimat Pasif
Penggunaan kalimat pasif memiliki beberapa manfaat dalam komunikasi tertulis maupun lisan. Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan kalimat pasif:
1. Menekankan objek: Dengan menggunakan kalimat pasif, penekanan diberikan pada objek atau apa yang diterima oleh subjek. Hal ini memungkinkan pembicara untuk menyoroti objek yang penting dalam suatu pernyataan.
2. Menghilangkan subjek yang tidak relevan: Dalam beberapa konteks, subjek dalam suatu kalimat tidak relevan atau tidak perlu untuk dibicarakan. Dalam hal ini, kalimat pasif memungkinkan pembicara untuk fokus pada objek atau apa yang terjadi pada objek.
3. Mengurangi kekerasan kata kerja: Pada beberapa kasus, menggunakan kalimat aktif dengan subjek yang jelas dapat memberikan kesan kekerasan atau menyalahkan. Dalam situasi seperti ini, menggunakan kalimat pasif dapat membantu mengurangi kesan tersebut.
4. Meningkatkan kehalusan penulisan: Dalam beberapa konteks, penggunaan kalimat pasif dapat memberikan kehalusan dalam penulisan. Ini terutama terjadi dalam laporan resmi, artikel ilmiah, atau karya tulis yang membutuhkan nada yang lebih formal.
5. Menyesuaikan fokus pembicaraan: Kadang-kadang, pembicara ingin menyesuaikan fokus pembicaraan dengan memindahkan penekanan dari subjek ke objek. Dalam hal ini, kalimat pasif sangat berguna untuk mencapai tujuan tersebut.
Cara Membentuk Kalimat Pasif
Untuk membentuk kalimat pasif, langkah-langkah berikut dapat diikuti:
1. Tentukan objek: Identifikasi objek yang akan ditekankan dalam kalimat. Objek ini akan menjadi subjek dalam kalimat pasif.
2. Gunakan kata kerja bantu: Tambahkan kata kerja bantu “di” atau “ter” sebelum kata kerja utama dalam bentuk kata kerja pasif.
3. Ubah kata kerja utama menjadi kata kerja pasif: Ubah kata kerja utama ke dalam bentuk kata kerja pasif dengan menambahkan akhiran “–i”, “–kan”, atau “–an” sesuai dengan aturan tata bahasa.
4. Tambahkan pelengkap kalimat (jika diperlukan): Jika diperlukan, tambahkan pelengkap kalimat untuk menjelaskan lebih lanjut tentang aksi atau kejadian dalam kalimat.
Contoh pembentukan kalimat pasif:
Kalimat aktif: Saya membeli buku itu.
Kalimat pasif: Buku itu dibeli oleh saya.
Kalimat aktif: Ayah akan memperbaiki mobil tersebut.
Kalimat pasif: Mobil tersebut akan diperbaiki oleh ayah.
Kalimat aktif: Mereka menangani masalah tersebut dengan baik.
Kalimat pasif: Masalah tersebut ditangani dengan baik oleh mereka.
Kalimat aktif: Kami harus menyelesaikan pekerjaan ini sebelum deadline.
Kalimat pasif: Pekerjaan ini harus diselesaikan sebelum deadline oleh kami.
Kesimpulan
Kalimat pasif adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima aksi atau kejadian yang dilakukan oleh objek. Penggunaan kalimat pasif memiliki manfaat seperti menekankan objek, menghilangkan subjek yang tidak relevan, mengurangi kekerasan kata kerja, meningkatkan kehalusan penulisan, dan menyesuaikan fokus pembicaraan. Untuk membentuk kalimat pasif, langkah-langkah yang harus diikuti adalah menentukan objek, menggunakan kata kerja bantu, mengubah kata kerja utama menjadi kata kerja pasif, dan menambahkan pelengkap kalimat jika diperlukan. Memahami dan menggunakan kalimat pasif dengan baik akan membantu dalam penulisan dan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.
